“MUSJIDA PEMUNYIHIR
MUDIDI BUSYAKU CEMARISTA!!!... Keluarlah wahai roh-roh Jahat!... Ganggulah dan takutilah
orang-orang di dunia ini! HUAA!!!... HAA!!!... HAA!!! Kacaukanlah dunia ini!...
HUAA!!... HAA!... HAA!...” ucap seorang pria bertopeng yang sedang mengucapkan sebuah
mantra, yang ia baca dari sebuah kertas usang yang dipegangnya.
Kini, ia berada
di sebuah gua gelap yang didalamnya terdapat sebuah kotak “Pembelenggu Roh”.
Tiba-tiba saja, dari kotak tersebut keluarlah segerombolan asap hitam yang sangat
besar, kemudian menyebar keluar goa tersebut. Tawa orang tersebut pun semakin
kencang dan sangat mengerikan. Namun,
baru sebentar saja ia merasakan kebahagiaannya atas perbuatan jahatnya itu,
tiba-tiba saja ada sebuah penyedot debu raksasa di langit dunia tersebut.
Penyedot debu itu menyedot apapun yang ada di dunia tersebut, termasuk goa yang
ditempati orang jahat tersebut.
“AAAA!...AAA!... Ada apa ini??? WHAAAAA!!!...” teriak
pria itu ketakutan.
Ia dan dunia aneh itu pun lenyap seketika. Gelap dan
kosong.
Namun, Tiba-tiba
ada sebuah suara…
“Bos, sepertinya
cerita ini sudah cocok dan siap untuk di jual di pasaran” ucap seseorang. “Ya,
baiklah. Kalau begitu, cepat masukkan cerita tersebut ke dalam “Telur Khayalan”.
Lalu iklankan produk ini supaya terjual laris manis!” ucap orang yang diajak
bicara, yang sepertinya bosnya. “Siap, Bos!” ucapnya lagi. Wah! Wah! Ternyata
tadi itu sedang ada percobaan salahsatu seri “Telur Khayalan” yang sedang
diproduksi di sebuah pabrik mainan di negeri abad ke-22, tahun dan tempat asal
Doraemon.
Sementara itu, di
abad ke-21. Di negeri sakura, kini tengah mengalami awal musim panas.
Di sekolah Nobita...
“Anak-anak,
sebentar lagi musim panas akan tiba. Apakah kalian tau apa yang akan terjadi?”
tanya Pak Guru.
Dengan serempak murid-murid menjawab “ YEEE!!!... LIBUR MUSIM
PANAAS!!!...” Mereka begitu senang karena mereka akan berlibur dengan waktu
yang cukup lama, yaitu selama 3 bulan!
“Ok, Benar sekali. Mungkin cukup sekian
pelajaran kita hari ini. Oh ya, sekali lagi bapak ucapkan, SELAMAT LIBUR MUSIM
PANAS, SEMUA!!!...” ucap Pak Guru.
“Sama-sama Pak Guru… YEAAAAAAAAH!!!...LIBUUR
PANJAAANG!...” ucap anak-anak serempak.
Di perjalanan
pulang sekolah, banyak dari mereka
bercerita satu sama lain tentang rencana liburan mereka.
“Kalau aku,
pastinya akan berlibur ke luar negeri. Kata papaku, rencananya keluargaku akan
berlibur ke Hawai lho!... Katanya disana sangat cocok untuk berlibur, karena
pemandangan pantainya yang sangat indah!” ucap Suneo pamer dengan nada sombong.
“HUH!... mulai lagi deh, kesombongannya kumat lagi! Bikin orang selalu iri
aja!...” ucap Nobita dalam hati dengan kesal.
“Nah, kata ayahku, aku boleh mengajak teman-teman tapi, dengan syarat hanya
2 orang saja. Dan, yang kupiliih adalah…..” ucap Suneo lambat agar membuat
teman-temannya penasaran. Tapi, ada 1 orang yang tidak penasaran yaitu Nobita.
Kenapa? Karena ia sudah tahu, bahwa ujung-ujung dia tak akan pernah
diperbolehkan ikut oleh Suneo dan Gaint. “Huh, pasti aku tak akan pernah diilih
lagi oleh mereka! Mereka pilih kasih!..” ucap Nobita dalam hati. Benar saja,
yang dipilih Suneo kali ini hanyalah Giant dan Shizuka seperti biasanya.
“Yee!!!... Aku boleh lagi Suneo, Terima Kasih yaa!” ucap Gaint sambil memeluk
Suneo erat sekali sampai membuat Suneo sesak nafas. Sedangkan Nobita… “Aku
gimana? Masa aku tidak boleh ikut terus! Aku juga pingin kan…” kata Nobita
memelas. “TIDAK! Sekali tidak ya tidak.” Ucap Suneo dan Gaint bersamaan. “HUH!
Selalu begini! Kesaal!!!...” ucap Nobita emosi. “Sabar ya, Nobita” ucap Shizuka
menenangkan. “Sudahlah! Aku akan pulang saja!” ucap Nobita kesal sambil berlari
kearah rumahnya. “Suneo, Giant apakah kita tidak keterlaluan ya? Kasihan juga
dia, karena dia terus yang tidak pernah kamu ajak liburan.” ucap Shizuka.
“Ehhmm… Benar juga ya…” ucap Suneo mulai termenung. “Bagaimana kalau kita ajak
saja dia kali ini! Aku juga mulai merasa kasihan padanya. Ya, Suneo?” ucap
Giant. “Baiklah, nanti akan aku tanyakan dulu pada papaku. Jika diizinkan, kita
jangan beritahu dia dulu. Kita akan buat sebagai SUPRISES, OK!” ucap Suneo.
“OK!” ucap Giant dan Shizuka bersamaan.
Di rumah Nobita…
“Ibu, aku
pulang!!” ucap Nobita berteriak agar Ibunya mendengarnya. Setelah itu, ia
menaruh sepatu dan segera ke lantai 2 untuk masuk ke dalam kamarnya.
“DORAEMOOON! DORAAE… lho kok dia gak ada sih? Kemana dia? Huh, disaat seperti
ini dia malah gak ada. Ya sudah deh, aku ganti baju dulu dan teruuuss, ngemil
di lantai bawah sambil nonton televisi, Ahh!..” ucap Nobita senang.
Setelah selesai
ganti baju, ia langsung ke lantai bawah, lalu membuka kulkas dan mengambil
semua camilan yang masih tersedia. Kemudian tanpa basa basi, ia langsung duduk
manis di depan televisi. Namun tanpa disadarinya, ternyata Doraemon juga sedang
duduk manis disampingnya sambil menikmati Dorayaki dan menonton televisi sama
seperti dirinya. “ HEH!... Nobita, kenapa kamu disini? Kerjakan pr saja sana!
Nanti, ibu marah lho!” ucap Doraemon dengan mulut penuh Dorayaki. “Aku udah gak
pr lagi, aku kan besok udah libur. Paling pr nya tadi kata Pak Guru, Cuma
menceritakan pengalaman liburan selama Musim Panas.” Ucap Nobita santai yang
belum menyadari kalau yang diajak bicaranya adalah Doraemon. Namun, beberapa
saat kemudian “EEHHEH!… DORAEMON!!!..” ucap Nobita kaget. Doraemon yang sedang enak
menikmati dorayaki pun ikut kaget. “IIIHH, kamu kenapa sih? Bikin, orang kaget
terus!” ucap Doraemon kesal. “Kamunya, yang bikin kaget. Duduk disini nggak
bilang-bilang, aku tadi di kamar nyariin kamu tau!... Eh, taunya kamu malah
disini!..” ucap Nobita. “Emangnya ada apa? Sampai nyari-nyari aku?” ucap
Doraemon penasaran. “Apa ya? Aduh! Aku lupa bentar aku pikir dulu.” Ucap Nobita
sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Dasar memang kamu ini! Kalau udah
ngemil aja, segalanya udah terlupakan begitu saja!” ucap Doraemon sambil terus
memakan dorayaki. “AHA!!!... Aku ingat sekarang, kan tadi aku bilang kalau aku
besok udah libur Musim Panas, terus tadi Suneo berencana liburan ke Hawai dan
dia juga ingin mengajak teman-teman, tapi… yang boleh diajaknya hanya 2 orang
saja, yaitu Giant sama Shizuka… Sedangkan aku, TIDAK BOLEH!!!...” ucap Nobita
yang mulai merengek. “Ih! Pasti mulai lagi deh, permintaan-permintaan anehnya!”
ucap Doraemon dalam hati. “Terus, apa hubungannya denganku?” Tanya Doraemon.
“Ayo dong! Keluarkan alat-alat ajaibmu yang bisa membuat ku liburan kemana
saja!” ucap Nobita memohon. “Tidak, aku sedang ada alat istimewa nih! Dah, kamu
liburan dirumah aja, bantu ibu, bersih-bersih rumah, dan lainnya aja ya!” ucap
Doraemon acuh tak acuh. “YAH!!! Doraemon, pelit!” ucap Nobita kesal. Dan
akhirnya, mereka pun menjadi sibuk berantem tanpa memedulikan camilan lezat
atau film kartun di telivisi mereka.
Namun tiba-tiba
saja, dari televisi mereka berubah channel menjadi ajang promosi produk dari
abad ke-22. Dan dari televisi mereka, keluarlah seorang laki-laki berpakaian
jas lengkap dengan barang dagangannya. Kedatangannya pun membuat pertengkaran
antara mereka berdua pun terhenti. “Halo! Selamat Siang! Saya disini akan
mempromosikan barang-barang abad ke-22.” Ucap lelaki tersebut. “HEH… Promosi
lagi!” ucap Doraemon bosan. “Disini saya akan menawarkan aanda sebuah barang
terbaru dan yang khusus diluncurkan untuk liburan Musim Panas kali ini yaitu….
TELUR IMAJINASI!” celoteh lelaki itu. “HAH! TELUR IMAJINASI!!! APA ITU?” ucap
Nobita dan Doraemon bersamaan. “Telur Imajinasi adalah telur yang berisi cerita
petualangan yang programnya sama dengan progam permainan. Tapi, cara
memainkannya berbeda dari biasanya. Yang menjadi pemainnya adalah kalian
sendiri. Jadi, nanti kalianlah yang akan menjalankan permainan ini sendiri. Cara
untuk memulainya adalah dengan memecahkan telurnya saja. Muah bukan? Nah,
beruntung ini sedang libur Musim Panas yang sangat panjang… Kami akan memberi
diskon yang tak terduga yaitu SEBESAAAR 85%!!!” ucapnya dengan bersemangat.
Nobita saat itu juga langsung tertarik, dan kemudian langsung memohon pada
Doraemon dengan tatapan memelas agar ia dapat mengizinkannya. “Doraemon yang
baik… Ayolah!” ucap Nobita dengan muka memelas. “Ada apa lagi!... Hmmm… Haduh
Ya Ampun! Anak satu ini, baiklah aku akan membelinya” ucap Doraemon menyerah. “YEYY!
Terima kasih ya, Doraemon!” ucapnya sambil memeluk Doraemon. Lalu, Doraemon pun
segera membayarnya, dan laki-laki itu pun berterima kasih kepada Doraemon dan
segera pamit kepada mereka berdua. Setelah laki-laki itu pergi, channel
televisi Nobita pun kembali seperti semula. “Aku akan langsung mencobanya ya?
Dan kamu Doraemon harus… ikut denganku karena kalau ada apa-apa kamu hanya bisa
melakukannya” ucap Nobita senang. “Hmm… Baiklah, aku juga tak bisa membiarkanmu
bisa-bisa nanti kau mengacau. ” ucap Doraemon setuju.
Mereka berdua pun
segera berlari ke lantai atas atau lebih tepatnya ke kamar Nobita. “Doraemon,
sebaiknya kau saja yang memecahkan telur ini. Karena, mungkin akan lebih aman
jika kau yang melakukannya.”ucap Nobita menyerahkan telur tersebut. “Baiklah…”
ucap Nobita seraya mengambil telur itu dari tangan Nobita. Langsung saja
Doraemon memecahkan telur itu dengan tongkat kecil khusus untuk memecahkan
telur itu yang telah disediakan dari produk tersebut. Krak… Krak… CYAAAAH!... itulah
bunyinya. Telur pun pecah seketika, namun yang keluar bukanlah cairan lembek
dan amis seperti telur biasanya. Namun, yang keluar adalah asap tebal yang
sangat banyak berwarna kuning hingga kamar Nobita pun penuh dengan asap itu.
Nobita dan Doraemon pun tak dapat melihat satu sama lain. “Doraemon, kamu
dimana?... Uhuk… Uhuk…” ucap Nobita terbatuk-batuk. Sama hal Nobita, Doraemon
pun mencarinya dengan tebatuk-batuk. Tanpa mereka sadari, asap tersebut membawa
mereka ke sebuah lubang kuning yang mungkin digunakan sebagai pintu masuk dunia
permainan tersebut. Setelah masuk ke
lubang kuning, mereka kemudian terasa melewati sebuah labirin, dan itu membuat melayang-layang
tidak terkendali. Saat berada dilabirin tersebut, asap mulai menghilang sedikit
demi sedikit dan ini membuat keduanya dapat melihat satu samalain. “DORAEMON!
HWAAA!” Ucap Nobita sambil menghampirinya dengan gaya berenang. “NOBITAAAA! HWAAA!”
jawab Doraemon. Mereka pun saling berpelukan dalam kedaan melayang. Namun,
proses itu hanya sekejap saja.
Dan akhirnya… BRUK! Mereka pun jatuh mendarat di
tempat tujuan. “AWWW!…” ucap Nobita kesakitan sambil mengusap pantatnya yang
sakit. “AAWWW! HUH! Tidak sopan nih caranya!” Ucap Doraemon kesal sambil
meringis kesakitan.
Tapi, mereka
kaget karena mereka tiba kembali di kamar Nobita. “Doraemon, kok kita kembali
lagi ke kamarku sih?” ucap Nobita bingung. “Nggak tau nih. Ya udah, Yuk kita
cek aja keluar!” ucap Doraemon serayang menarik tangan Nobita. Tapi saat mereka
ingin keluar kamar Nobita, datang seorang peri mungil dengan cahaya kuning. “Hey,
jangan keluar dulu! Kalian harus dengarkan seluruh panduan dariku terlebih
dahulu!” ucap peri mungil itu. Doraemon dan Nobita yang mendengarnya pun
langsung saja menghapirinya.
“Selamat Datang
di Dunia Telur Imajinasi, sekarang kalian akan menjalankan sebuah permainan
yang berjudul “Dunia Kematian”. Permainan ini kami buat semirip mungkin dengan
keadaan dibumi, oleh karena itu kalian tiba lagi ke kamar kalian. Nah,
permainan ini menceritakan tentang petualangan kalian mencari potongan-potongan
dari kotak pembelenggu Roh Jahat. Nah, kunci ini tersebar di seluruh Dunia…
dan..” ucapannya pun terpotong. “HAAAHH! Seluruh dunia! Apa kalian gila? Terus,
kenapa kita harus mencari potongan kunci dari Kotak Pembelenggu Roh? Lalu, Apa
itu Kotak Pembelenggu Roh?” tanya Doraemon dan Nobita bersamaan. “Nih, kalian
mencarinya agar Roh-Roh Jahat yang bergentayangan bisa terperangkap lagi ke
dalam Kotak Pembelenggu Roh. Roh-roh itu tersebar di seluruh dunia dan wujud
mereka itu adalah wujud-wujud hantu. Nah, kenapa roh-roh itu bisa bebas
bergentayangan di seluruh dunia? Karena, ada seorang lelaki bertopeng bernama
“Black Shadow” yang membuka kotak tersebut dengan kunci yang sebelumnya belum
terpisah. Kotak itu berada di goa gelap di Negara kalian ini, yang bernama “Goa
Terlarang”. “Black Shadow adalah musuh kalian di permainan ini. Dia adalah
penguasa dari dunia kegelapan yang ingin membalas dendamnya kepada dunia kalian
yaitu, Bumi. Dengan membebaskan para roh-roh jahat ke dunia kalian, mungkin
dunia ini bisa dikuasainya. Roh-roh jahat itu dapat menghasut orang-orang yang
ada di bumi ini. Dan mengubah mereka menjadi jahat kemudian menjadikannya budak
mereka untuk menguasai dunia. Namun, yang tidak mudah terpengaruh oleh mereka
hanyalah anak-anak seusia kalian. Oh ya, kunci itu tidak berbentuk kunci
sebagaimana biasanya melainkan berbentuk piring yang berwarna perak mengkilat.
Setelah Black Shadow membebaskan para Roh-Roh Jahat itu, kunci ini tepecah
menjadi 2. Setengah kunci kini sudah berada di tangankku dan setengahnya lagi
terpencar jauh di ujung dunia, yaitu di sebuah candi kuno yang dikelilingi oleh
hutan berawa yang gelap dan sunyi. Hutan itu bernama ‘Scaried of Swampy
Floriest’. Nah, sekarang aku akan memberikan setengah dari potongan kunci yang kupunya,
sebuah tongkat yang dapat dijadikan tameng, dan juga sebuah peta yang akan menunjukan
pada kalian dari setengah potongan kunci tersebut. Oh ya, kalau potongan kunci
itu sudah dekat, maka kunci yang lainnya akan bersinar. Mungkin cukup sekian
yang dapat aku sampaikan kepada kalian. Jika ada yang ingin ditanyakan tinggal
panggil aku saja, dengan mantra ‘Kring-kring datanglah’. Oh ya sekali lagi,
Selamat Berpetualang!” ucap Peri mungil itu panjang lebar. Setelah itu, ia
memberikan setengah dari potongan kunci, 2 buah tongkat, dan sebuah peta petunjuk
kepada mereka berdua. Dan setelah itu, dia menghilang.
Doraemon dan
Nobita hanya dapat bengong dan bingung harus bagaimana. Suasana pun hening
seketika. “Terus? Apa yang akan kita lakukan?” ucap Nobita memecah keheningan.
“Okey! Sekarang kita cari tahu dulu, pertama kita cari dulu ayah dan ibu. Lalu,
kedua kita pergi ke rumah teman-teman. OK!” ucap Doraemon memberi komando.
Mereka pun segera pergi ke lantai dasar. Saat dibawah pun, suasana rumah pun
tak seperti biasanya. Gelap dan sunyi. “AYAH! IBU! Kalian di..” ucapan Nobita
terputus saat melihat 2 bayangan dari kamar orangtuanya. Dari kamar itu,
keluarlah sosok kedua orang tuanya. Namun, tampang mereka sudah tak seperti
biasanya. Mata mereka memerah, wajah pucat, dan tangan mereka lurus kedepan
seperti vampire. Mereka seperti dikendalikan oleh seorang makhluk. Benar saja!
Dibelakang orangtua Nobita, terlihat seseorang dengan rambut panjang dengan berpakaian serba putih
yang bersimpah darah. “HALO! Ayah, Ibu kalian kenapa ? Dan.. dan.. dibelakang
kalian itu siapa? DORAEMON!!! ADA HANTU!!!” teriak Nobita seraya memanggil
Doraemon. Tapi, ia tak kunjung datang. Karena, takut ia ingin segera keluar
dari kamar. Tetapi, tiba-tiba pintu kamar terkunci. Disaat seperti ini, ayah,
ibu, dan hantu tersebut semakin dekat. Nobita pun semakin takut dan gugup
saja. Rasanya ia ingin segera “Game
Over” saja. Namun, disaat mereka semakin dekat, pintu kamar tiba-tiba saja di
terobos oleh Doraemon dengan Tembakan Udara milik Doraemon. Langsung saja, ia
segera menarik tangan Nobita agar segera pergi ke luar rumah mereka, karena
sepertinya rumah mereka sudah tidak aman lagi.
Sesampainya
diluar…
“HOSH… HOSH…
Sebenarnya ada apa dengan ayah dan ibu? Terus makhluk menakutkan dibelakang
ayah dan ibu itu siapa?” ucap Nobita terengah-engah karena lelah setelah
berlari juga dengan rasa takut dan bingung. “Sepertinya, ayah dan ibu sudah
terpengaruh oleh Roh Jahat. Dan dibelakang mereka tadi, tidak lain dan tidak
bukan itu adalah Roh Jahatnya atau HANTUnya, NOBITA!” ucap Doraemon
menganalisis. “AAHH! Aku nyesel deh beli Telur Khayalan ini, kalau ekstrim
begini. Rasanya pingin Game Over aja! Ayo Doraemon, kita keluar saja!” ucap
Nobita menyesal. “Benar, Nobita! Tapi sayangnya, kita tidak dapat keluar begitu
saja karena ini dapat berakibat fatal di dunia asli kita, nanti. Lebih baik
kita kerumah teman-teman saja. Karena, kata peri tadi hanya kalangan seusia
kita saja yang tak mudah di hasut oelh Roh-Roh Jahat itu. Aku ke rumah Giant
dan kamu kerumah Suneo ya! Jika bertemu mereka, ajaklah mereka. Dan terakhir,
setelah itu kita ke bertemu di rumah Shizuka dan mengecek rumahnya bersama-sama.
Ok! Ini aku beri seperangkat alat petualangan, disitu semua sudah lengkap dan
tersedia. Oh ya, ini juga Tongkat Tameng dan Satu Potongan Kunci yang diberikan
oleh peri mungil tadi. Ok, Ayo kita mulai!” ucap Doraemon memberi rencana dan
kemudian memberi kan seperangkat peralatan petualangan dalam sebuah kotak kecil
yang praktis. “OK, Doraemon! Kita mulai!” ucap Nobita setuju. Mereka pun
berpencar.
Nobita pun segera
berlari menuju rumah Suneo. Walaupun dunia ini mirip dengan dunia aslinya, tapi
baginya ini berbeda. Karena, suasananya sangat berbeda, gelap, sunyi, mencekam,
dan tiada orang sedikitpun sejak tadi. Yang sejak daritadi dilihatnya, hanya
makhluk menyeramkan yang terus mengawasinya. Ini cukup membuat bulu kuduknya
berdiri, tapi ia harus semangat agar ia dapat kembali ke dunia aslinya. Walaupun,
sejak dari tadi muncul makhluk-makhluk yang menyeramkan dan mengerikan, seperti
perempuan tak berkepala, pria yang dikepalanya tertancap sebuah kapak dengan
penuh darah, dan masih banyak lagi makhluk-makhluk lainnya. Karena ingin
cepat-cepat, ia pun segera mengambil baling-baling bambu dari kotak peralatan
petualangannya. Ia pun segera terbang menuju rumah Suneo.
Sementara itu, di
sebuah gua tempat Kotak Pembelenggu Roh. Black Shadow mendapat laporan dari
anak buahnya bahwa ada 2 orang anak ajaib yang sudah mulai bergerak mencari setengah
potongan kunci. “Bos, sepertinya di Negara ini ada 2 anak yang sepertinya
berencana untuk mencari setengah potongan dari kunci Kotak Pembelenggu itu.
Lalu, kita harus bagaimana?” ucap anak buahnya yang berwujud lelaki dengan
kedua bola matanya tidak ada. “APA!… Kalau begitu, Kalian utus saja seseorang
untuk memata-matai mereka semua! Dan, jika bisa MUSNAHKAN SAJA MEREKA SEMUA!”
perintah Black Shadows geram. “Baiklah, Bos” ucap anak buah tersebut.
Sementara itu…
“HUFT!... Akhirnya
sampai juga di halaman rumah mewahnya. Aku akan segera masuk. Tapi, disini sama
aja ya sepi dan sunyi.” Nobita pun mulai mencari Suneo di seluruh penjuru rumah
Suneo. “SUNEO! SUNEO! DIMANA KAMU?” teriak Nobita saat menyusuri seluruh
ruangan di rumah Suneo. Hingga di ruang belakang ia melihat seseorang seperti bayang-bayang.
“Mungkin, itu Suneo” pikir Nobita. Namun, perkiraannya salah. Ternyata
bayang-bayang hitam itu adalah salahsatu dari roh Jahat. Ia berwujud perempuan
dengan keadaan perutnya bolong hingga menembus punggungnya. Reflek saja, ia
langsung berteriak ketakutan dan lari tunggang langgang. Ternyata, roh jahat
itu menyadari kehadiran Nobita langsung saja mengerjarnya. “Haduh, kenapa sih
disaat tidak ada Doraemon ada makhluk seperti itu lagi sih! TOLONG!” ucap
Nobita ketakutan sambil berlari dengan cepat. Dia pun punya ide. Nobita pun
melihat kebelakang, sepertinya roh itu cukup jauh, pikir Nobita. Langsung saja,
ia masuk ke sebuah ruangan yang tersembunyi sebelum roh itu mengerjarnya lebih
dekat. “GRRH… Dimana kamu wahai anak kecil?...” ucap roh itu dengan suara yang
sangat menggelegar serta menakutkan. Setelah memastikan diwilayah itu, tidak
ditemukannya Nobita. Ia pun pergi ke ruangan yang lain.
“HUFT! Hampir
saja!...Aku aka… Hmuftpp…” Tiba-tiba saja, ada seseorang yang membekap
mulutnya. Reflek, Nobita pun memberontak. “SYUUUT! Diamlah! Ini aku Suneo…”
ucap orang yang membekap mulutnya itu yang ternyata Suneo dengan suara
berbisik-bisik. Suneo pun melepaskan tangannya. Nobita pun terkaget-kaget.
“SUNEO! Ternyata
kamu disini. Sejak daritadi aku mencarimu tau! Ternyata rumahmu cukup luas juga
ya… Aku sampai sempat dikejar-kejar oleh salahsatu Roh jahat itu. Oh ya, aku
mau tanya, gimana keadaan orang tuamu dan kenapa dunia kita menjadi gelap dan
sunyi begini sih?” Tanya Nobita. Namun, saat ditanya hal itu, Suneo langsung
menangis. “Hiks… Hiks… Tiba-tiba saja tadi siang langit berubah menjadi hitam
gelap. Lalu, para makhluk-makhluk menyeramkan itu mulai menyebar ke segala arah,
termasuk ke rumahku. Saat itu, aku sedang di perjalanan pulang ke rumah. Tapi,
tiba-tiba ada makhluk menyeramkan, berwujud perempuan berambut panjang dengan
badannya bolong penuh darah yang kemudian mengejarku. Ia mengerjarku hingga ke
rumah. Dan sesampainya di rumah, aku melihat mama dan papa sudah berubah sama,
seperti makhluk mengerikan yang mengerjaku tadi… HUAA!… Aku pun langsung saja
ke kamar ini, karena kamar ini cukup tersembunyi… Hiks.. Hiks..” ucap Suneo
panjang lebar sambil menangis. “Sudah, sudah, Suneo! Orang tuaku juga menjadi
sama seperti orang tuamu… Baiklah, kita keluar saja ya dari rumahmu. Tapi,
tunggu dulu katamu tadi, perempuan berbadan bolong penuh darah yang
mengerjarmu? Itukan, tadi aku juga dikejar olehnya hingga sampai ke ruangan ini.
Berarti dia masih bertahan di rumahmu dong. Haduh, kalau gitu gimana cara kita
agar dapat keluar?” Ucap Nobita bingung. Suneo pun termenung sejenak. “ Oh ya!
Nobita, disinikan ada jendela!” ucap Suneo sambil berlari ke arah jendela itu.
Nobita pun ikut menghampirinya. “Tapi kan…. Ini di lantai 2 Suneo… Bagaimana
caranya kita turun?” Tanya Nobita bingung lagi. “HADUH!!! Kamu ini gimana sih?
Kan, tinggal pakai Baling-baling Bambu saja. Tapi, Kamu bawa nggak?” ucap Suneo agak kesal. “ HE… HE… Maaf ya
Suneo. Tenang aja aku bawa kok. Aku kok jadi pelupa gini ya? Ini punyamu.” Ucap
Nobita cengengesan sambil menyerahkan Baling-Baling Bambu kepada Suneo. Mereka
pun memakai Baling-Baling Bambu masing-masing. “Kita akan bertemu Doraemon di
depan rumah Shizuka. Tapi, apakah kau sudah siap?” Tanya Nobita yang sudah siap
terbang. “Siap! Ayo, Nobita!” ucap Suneo. Akhirnya, mereka pun terbang menuju
rumah Shizuka.
Akhirnya mereka
pun sampai di depan rumah Shizuka. Disana pun Doraemon pun sudah menunggu
bersama dengan Giant dan Shizuka. “DORAEMON! GIANT! LHO!… kok udah ada
Shizuka.” Ucap Nobita. “HADUUUHH!!! Kalian kok lama banget sih? Aku sampai tak
sabaran. Jadi, takut kelamaan akhirnya kami berdua pun menyelamatkan Shizuka
dulu deh, daripada menunggu kalian!” ucap Doraemon tak sabaran. “Benar tuh!
Nanti, Shizuka keburu di hajar sama makhluk-makhluk menyeramkan itu.” Ucap Giant setuju. “Kalian tidak
apa-apa?”tanya Shizuka kepada Nobita dan Suneo. “Kami tidak apa –apa kok. Maaf
ya, membuat kalian menunggu. Tadi, aku lama sekali karena ada makhluk
menakutkan berwujud wanita berambut panjang dengan tubuh bolong hingga menembus
punggungnya. HIIY! Sungguh, Mengerikan!” ucap Nobita membela diri. “Bener tuh!
HIIYYY! Benar-benar menakutkan. Tubuhnya penuh dengan darah. HIYYY!” timpal
Suneo membela Nobita. “Ya, ya… Sudahlah, jangan basa basi lagi. Yuk! Kita langsung
saja segera mencari setengah dari potongan kunci itu!” ucap Doraemon yang
kemudian membuat Giant, Suneo, dan Shizuka bingung. “HAA! Potongan Kunci? Apaan
itu, Doraemon?” ucap ketiganya
bersamaan. “Maksudnya, Potongan Kunci adalah potongan dari Kunci Kotak
Pembelenggu Roh. Seseorang yang bernama Black Shadow inilah yang membebaskan
roh-roh jahat dari Kotak Pembelenggu Roh dengan kunci ini. Black Shado lah yang
membuat dunia kita menjadi seperti ini. Juga munculnya makhluk-makhluk
menakutkan itu. Jadi, untuk mengembalikan dunia kita seperti semula, kita harus
mencari setengah dari kunci ini dan kemudian membelenggu kembali seluruh Roh
jahat beserta Black Shadow ke dalam kotak itu lagi dan menguncinya. Begitu….”
Jelas Doraemon panjang lebar kepada ketiganya. “Ini setengah dari kuncinya.
Setengahnya lagi berada di jauh di ujung dunia yang lebh tepatnya di sebuah
candi kuno.” Ucap Nobita sambil menunjukkan setengah dari potongan kunci yang
berwarna perak itu. “Apakah kalian ingin membantu kami?” Tanya Doraemon kepada
Giant, Suneo, dan Shizuka. “Tentu!” ucap ketiganya. “Demi orang tua…” ucap
Suneo. “Demi Negara…” ucap Giant kemudian. “Dan, demi dunia ini…” ucap Shizuka
juga. “KAMI SIAP MELAKUKAN APAPUN!” ucap ketiganya bersamaan. “MAKASIH,
teman-teman!” ucap Nobita dan Doraemon terharu.
Akhirnya, mereka pun
berangkat bersama dengan semangat yang membara. Tapi… “Selanjutnya, kemana dulu
kita akan pergi?” Tanya Suneo. “Hmm… Lihat saja di peta. Doraemon, Ayo buka
peta yang di berikan peri mungil tadi.” Ucap Nobita pada Doraemon. “Baiklah...”
jawab Doraemon. Ia pun segera membuka peta dari kantongnya. Saat peta itu
dibuka, tiba-tiba keluarlah kata-kata bersinar yang melayang keluar menuju
atas. “Perhatian, jika ingin pergi ke kota tujuan dengan menggunakan peta ini,
Harap saling berpegangan tangan agar tidak terpisah ataupun tertinggal. Kali
ini, kalian harus pergi ke “Scaried of Swampy Florist”. Peganglah tangan kalian
satusamalain dengan erat kemudian baca mantra ini dengan keras…” Itulah tulisan
yang keluar dari peta tersebut. Mereka semua pun berpegangan satu sama lain,
kemudian membaca mantra yang muncul dengan keras “MESSO FORLANDO GARENTINO!”
ucap mereka dengan keras. CLING! Kemudian, mereka pun menghilang dalam sekejap.
BLAP! Akhirnya,
tibalah mereka di sebuah hutan berawa yang sangat sepi dan sunyi. Tiba-tiba
saja, timbul suara dari peta yang sedang di pegang Doraemon. “Kalian telah
sampai di tempat tujuan. Petunjuk dari kami, ikutilah terus sungai panjang ini.
Maka, kalian akan menemukan potongan kunci itu… Waspada dan Berhati-hatilah
selalu terhadap segala bahaya apapun!” Itulah bunyi yang dikatakannya. “Oke,
katanya kita harus mengikuti arah sungai
ini. Tapi, hari sudah mulai gelap nih…” ucap Nobita yang sudah mulai khawatir
dan juga takut. “HALAH, kamu ini baru mulai saja udah takut, gimana nantinya?”
ejek Giant. “Sudah, sudah, ini sudah malam. Jangan membuat keributan yang akan
membuat makhluk-makhluk terpanggil akan suara bising kita.” Ucap Shizuka
menasehati mereka. “Kalau, begitu maaf kan kami ya.” Ucap mereka berdua. “Ya
sudah, taka pa kok. Sekarang pasti pada lapar kan. Kita akan beristirahat
sejenak karena sudah sejak tadi kita beristirahat. Aku akan mengeluarkan ‘Mesin
Koleksi Makanan’ dan juga ‘Seperangkat Alat Pramuka’. Ayo kita mulai! Giant dan
Suneo bisakah kau nyalakan api unggun. Cari di Seperangakat Alat Pramuka ya!
Nobita dan Shizuka kalian pilihlah makanan lezat dari Koleksi Makanan. Cari
yang enak ya, Oh ya jangan lupa Dorayakinya!” ucap Doraemon memberi komando.
“SIAP, KAPTEN!” ucap mereka berempat seraya memberi tanda hormat. Mereka pun
beristirahat sejenak dengan gembira, untuk melepas lelah yang sejak daritadi
menyerang. Hmm, dengan api unggun yang hangat dan juga ditemani oleh makanan
lezat cukup membuat tenaga baru untuk memulai lagi perjalanan ini. Sepertinya
sangat menyenangkan.
“Semua sudah
kenyang? Sudah ada tenaga?” Tanya Doraemon. “Sudah, kok!” ucap mereka serempak.
“Ok, Ayo! Kita akan memulai lagi perjalanan kita. Oh ya, untuk berjaga-jaga
kalian akan kuberikan sebuah tongkat yang dapat berubah menjadi tameng, yang
kudapatkan dengan mencetak ulang tongkat yang sama dengan pemberian peri mungil
yang kutemui. Dan kalian juga kuberikan sebuah kotak berisi perlengkapan
petualagan yang sangat lengkap. Nobita sudah kuberikan terlebih dahulu, berarti
sisanya Giant, Suneo, dan Shizuka!” ucap Doraemon sambil menyerahkan
barang-barang itu kepada Giant, Suneo, dan Shizuka. Mereka pun bersiap sejenak
dan kemudian segera berangkat. “Ayo kita berangkat!” ucap Doraemon memberi
komando. “Ayo!”jawab Nobita, Giant, Suneo, dan juga Shizuka dengan semangat.
Mereka memulainya
dengan menyusuri deras arusnya sungai panjang di malam yang gelap
dengan
menggunakan sekoci. “Tetap, Waspada dan hati-hati! Mereka bisa datang kapan
saja!” ucap Doraemon memperingati. Semakin dekat akan ke lokasi, suasana
semakin senyap dan mencekam ditambah kabut malam yang kian bertambah. Kesunyian
ini juga dikarenakan, keheningan diantara mereka berlima. Diantara mereka tidak
ada yang berani berbicara satu sama lain. Mereka takut para Roh-Roh jahat itu
akan datang bila ada kebisingan di antara mereka. Tiba-tiba saja, setengah dari potongan kunci
yang dipegang Nobita pun bersinar. “WOW, potongan kunci ini bersinar!” ucap
Nobita kagum. “Emang kenapa kalau bersinar?” Tanya Giant penasaran. Shizuka dan
Suneo pun ikut penasaran. “Kalau bersinar, tandanya kita akan semakin dekat
pada tempat setengahdari kunci itu berada.” Ucap Doraemon menjelaskan. “OOHHH…”
ucap mereka bertiga mengerti dengan berohh-oh ria. “Tapi, tetap waspada!
Semakin dekat, dengan lokasi maka musuh juga akan semakin dekat!” ucap Doraemon
memperingati.
Tiba-tiba di
depan mereka ada sebuah terowongan kuno raksasa dengan lumut yang sangat banyak
menempel padanya. “WOW! Ada sebuah terowongan raksasa!” ucap Nobita kagum
seraya menunjukan tangannya kearah terowongan itu. Akhirnya sekoci mereka pun
memasuki terowongan yang gelap itu. Cukup lama mereka merasakan gelapnya
terowongan dikarenakan panjangnya terowongan itu. Hingga akhirnya sekoci mereka
keluar dari gelapnya terowongan.
Ternyata
terowongan ini mengantarkan mereka kepada candi kuno, tempat setengah bagian
kunci itu berada. Namun, suasana pelataran candi sangat sunyi, senyap, gelap,
dan mencekam. Di pelatarannya terdapat banyak sekali batu nisan. Sepertinya pelataran
ini digunakan sebagai makam dari para raja terdahulu. “IH, sungguh mengerikan
ya suasananya!” ucap Suneo yang mulai ketakutan. “Ok, mungkin bisa saja para
Roh Jahat itu datang, maka kita harus selalu bersama.” Ucap Doraemon
memperingati. “OK!” ucap mereka serempak.
Sekoci mereka pun
berhenti tepat di tengah-tengah pemakaman, alur sungai ini berhenti hingga sampai
disini. Mereka pun segera turun dari sekoci itu dan pergi melangkah kearah
candi kuno secara berasama-sama. Kedatangan mereka di sambut oleh sebuah papan
batu yang cukup besar“Eh, itu ada papan yang cukup besar, ada tulisannya ‘Bulan
Purnama,Seluruh Arwah akan Terbangun menjadi…” ucap Shizuka terpotong karena,
Nobita mnghentikannya bicara karena itu mantra untuk membangkitkan arwah-arwah.
Benar saja! Seketika saja, dari bawah batu Nisan itu, keluarlah berbagai macam
Roh Jahat dari Raja-raja terdahulu. Mereke ada yang membawa pedang, tombak,
panah, dll.
Tiba-tiba saja, terdengar suara tawa yang sangat menakutkan “HAAA!!
HAA!! Terima Kasih, Kalian telah membangkitkan arwah-arwah ini. Mereka semua
akan berada di bawah kekuasaanku. Jadi, untuk mengalahkanku kalian lawan saja
mereka dulu! DAH! Sampai bertemu, nanti! WAHAI, PARA ARWAH! AKU PERINTAHKAN
KEPADA KALIAN UNTUK MENYERANG MEREKA HABIS-HABISAN! HAA!! HAAA!!...”
perintahnya dengan suara yang menggelegar sangat mengerikan, namun setelah itu
ia menghilang seketika.
Akhirnya, mereka
pun bertarung melawan roh-roh itu. Walaupun, mereka berlima tapi masih saja
terasa susah melawan mereka semua. Kemudian, mereka berfikir mereka akan
mencari titik kelemahan dari mereka semua. Tanpa disengaja, Shizuka melihat
seorang Roh Jahat yang hangus menhilang karena terkena sinar bulan yang lewat
dari celah-celah lebatnya pepohonan. Melihat ini, ia pun segera memberi tahu
teman-temannya dengan menggunakan handy talky. “NOBITA, DORAEMON, GIANT, dan
SUNEO sekarang aku telah tahu titik lemah dari mereka semua, yaitu mereka semua
takut akan sinar bulan. Sebagai perlindungan, kalian berlindung saja di bawah
sinar bulan! OK!” ucapnya memberitahu. “DAN, Juga lagi di kotak petualalangan
ada ‘Senter Sinar Berguna’ senter itu sinarnya mirip dengan sinar bulan,
gunakanlah jika kalian terdesak.” Sambung Doraemon yang juga memberitahu
mereka. “OK!” ucap mereka dengan serempak. Pertarungan ini pun menjadi lebih
mudah karena sinar bulan itu. Tapi, target selanjutnya adalah mencari potongan
kunci itu!.
Di sela-sela
pertarungan, tiba-tiba Nobita melihat ada sesuatu yang mengkilap berwarna perak
di patung kuda di depan pelataran candi. Dengan seksama dilihatnya, ternyata
itulah setengah dari potongan kunci itu. Langsung saja ia memberi tahu
teman-temannya. “DORAEMON, GIANT, SUNEO, dan SHIZUKA aku telah menemukan
potongan kunci itu. Kalian pergilah ke patung kuda di depan pelataran candi,
kita ambil bersama-sama. Mungkin setelah kita ambil kita bisa langsung mengejar
Black Shadow ke Goa Terlarang! Ayo, Cepatlah!” perintah Nobita kepada
teman-temannya. Mereka pun bersusah payah untuk data pergi kesana karena
lumayan jauh letaknya. Akhirnya, mereka sampai kesana denagn bersama-sama.
Dengan sigap, langsung saja Nobita mengambilnya dari patung kuda itu. Tiba-tiba
ada cahaya keluar saat setelah potongan itu diambil dan kemudian ada bunyi
suara yang tiba-tiba muncul “Peganglah tangan kalian satu sama lain, dan
setelah ini kalian akan kukirim ke goa tempat Black Shadow berada dan kalahkan
dia dengan mengunci kembali Kotak Pembelenggu Roh itu. Maka, dia juga akan
terhisap kedalamnya. Saat kalian menguncinya, kalian harus mengucapkan
mantranya terlebih dahulu yang bunyinya ‘MUSJIDA PEMUNYIHIR MUDIDI BUSYAKU
CEMARISTA!!!...’ itulah mantranya. Bacakan secara bersama-sama agar berhasil.
Setelah itu, dunia kalian akan kembali seperti semula. OK! Mari, kita pergi!
Pegang tangan kalian erat-erat!” bunyi suara itu. Mereka semua pun
bersiaaap!... DAN… CLING! Mereka menghilang seketika!...
BLAP! Akhirnya
mereka pun sampai di Goa Terlarang, tempat Black Shadow berada. Tiba-tiba ada
sebuah suara “HAA! HAA!! Akhirnya telah tiba di gua ku. SELAMAT DATANG! Mari,
kita selesaikan urusan ini! Akan ku musnahkan kalian! HAA! HAA!” ucap Black
Shadow menyambut mereka dengan menakuti mereka.
“Tidak! Kau tidak
akan bisa memusnahkan kami! Kau sudah terlambat! Mari teman-teman kita kunci
mereka semua kembali, di Kotak Pembelenggu Roh itu!” ucap Doraemon. “Oke! AYO!
KITA MULAI!” jawab mereka serempak.
Mereka pun dengan
sigap lari menuju Kotak Pembelenggu Roh itu. Mereka lalu segera menyatukan
kunci itu. Dan… BLAP!!! Muncullah cahaya yang menyilaukan yang menyedot seluruh
Roh-roh jahat beserta Black Shadow. “TIDAAAK!!!!” teriak Black Shadow
ketakutan. Akhirnya, dunia pun kembali seperti semula.
Tiba-tiba ada
sebuah suara “SELAMAT, KALIAN BERHASIL MELAKUKAN MISI DENGAN BAIK. OLEH KARENA
ITU, KALIAN BERDUA AKAN KUKEMBALIKAN KE
DUNIA KALIAN.”
Nobita dan
Doraemon pun merasa sedih juga senang. “Giant, Suneo, dan Shizuka sebenarnya
kami bukan dari dunia ini. Nah, sekarang waktunya kami, untuk kembali karena
sudah dapat mengalahkan Shadow Master! Terima Kasih atas segala bantuan kalian.
DAH!!” ucap mereka berdua sambil melambaikan tangan. Akhirnya mereka pun
menghilang kembali ke dunia asli mereka.
Bruk! Mereka pun
jatuh di kamar mereka. Mereka hanya bengong saja, mereka merasa baru mengalami
mimpi yang sangat panjang. “WOW! Seru banget ya, Doraemon!” ucap Nobita sambil
ber-WOW WOW ria. “Iya, Nobita!” jawab Doraemon.
“Nobita!
Keluarlah sejak dari tadi didalam saja. Nih, Suneo, Giant, dan Shizuka datang
mencarimu!” teriak Ibu Nobita padanya.
“Iya, Ibu!” jawab
Nobita menyahut.
Nobita pun segera
turun dan menghampiri mereka. “Suneo, Giant, Shizuka ada apa kalian kemari?”
Tanya Nobita pada mereka.
“Itu, maafkan
kami. Tadi kami tidak mengajakmu ikut berlibur. Tapi, sekarang kami akan
mengajakmu. Aku telah meminta izin kepada papaku. Tapi, sebelumnya kami akan
mengajakmu. Aku telah meminta izin pada papaku. Tapi, sebelumnya kami ingin
meminta maaf padamu. Maafkan kami ya?” ucap Suneo penuh penyesalan.
“Ya udah tak apa
kok. Sudah aku maafkan. Tapi, beneran
kalian akan mengajakmu?” tanyanya lagi.
“Ya iyalah, kamu
nggak mau?” goda Giant.
“Maulah. Makasih
ya!” ucap Nobita senang. Akhirnya mereka pun berlibur bersama-sama. Musim panas
kali ini sungguh sangat berharaga bagi Nobita.
*TAMAT*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar